“The most interesting part in our life is to make something
impossibe become possible.” - Paulo Coelho
Kalimat di atas itu jika saya katakan sudah seperti motto hidup saya sendiri, saya belajar banyak dari kalimat di atas. Mungkin terlihat tidak seberapa jika kalian hanya membacanya sekali atau dua kali tapi, cobalah maknai kalimat di atas lebih dalam, jika memungkinkan bacalah kalimat itu dengan hati. Beliau yang menulisnya pun adalah tokoh idola saya, Paulo Coelho, ia seorang filsuf asal brazil yang sudah menginspirasi saya banyak hal tentang kehidupan melalui tulisan-tulisan di dalam bukunya.
Kenapa saya pilih jurusan Pendidikan Fisika? Sampai detik ini saya juga masih belum menmukan jawaban yang valid atas pertanyaan itu, bisa saja saya sebutkan hal ini adalah jalan Tuhan. Namun, saya berusaha mencoba mencari jawaban atas pertanyaan itu, entah melalui hal apapun yang jelas saya masih terus mencari.
Jujur boleh dikata, tak pernah sekalipun saya berkeinginan untuk menekuni bidang sains, apalagi di bidang pendidikan fisika yang kebanyakan orang menafsirkan lulusannya akan jadi guru fisika. Tidak pernah, saya tekankan hal itu sekali lagi. Sejak kecil, saya selalu bercita-cita untuk menjadi sesuatu, seseorang yang memiliki pekerjaan yang identik dengan jalan-jalan keliling dunia. Setelah SMA saya menemukan jawaban atas hal itu, berhubung saya juga menyukai hal-hal yang berbau internasional dan kemampuan saya pun bisa mendukung saya memutuskan untuk menekuni bidang International Relation. Dari situ saya bertekad untuk masuk jurusan Hubungan Internasional, saya pun bercita-cita untuk menjadi seorang Ambassador Indonesia di salah satu negara di luar sana dan hal itu tidak berubah sampai saya dihadapkan pada suatu pilihan.
Singkat cerita, saya di terima di Jurusan Pendidikan Fisika di UPI setelah perjuangan saya yang menurut saya cukup berat namun, hal itu tidak menjadi beban bagi saya yang punya prinsip 'Hidup itu di asikin aja, jangan dibikin pusing. Nyantai.' Kalau ditanya sekali lagi kenapa saya pilih fisika, mungkin sekarang saya sudah bisa menjawabnya meskipun jawaban saya terlihat kekanakan dan kasarnya bukanlah suatu jawaban. Dari dulu, saya paling tidak mnguasai pelajaran fisika, tidak jarang nilai tes saya berada di bawah rata-rata tapi, saya menikmati dunia fisika ini sendiri.Obsesi saya dalam bidang fisika adalah untuk menciptakan mesin waktu dan pintu kemana saja seperti di kartun Doraemon. Entah mengapa, saya menemukan suatu kenikmatan sendiri saat saya memahami satu per satu masalah yang ditawarkannya. Seperti tertantang, saya pun menekadkan diri untuk menggeluti bidang ini meski banyak orang bilang saya tidak cocok untuk menekuni hal berbau fisika ini. Seperti kalimat pembuka di atas, hal yang paling menarik itu untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Kenapa pendidikan? Saya juga masih bingung, karena saya ini tidak berminat untuk jadi guru. Jawaban yang bukan sebuah jawaban lagi dari saya itu semacam, 'masuk UPI kalo ga jurusan pendidikan kurang greget rasanya’ jadi ya saya nikmati dulu saja. Lalu, mau jadi apa saya di masa depan kalau bukan jadi guru? banyak. Lulusan pendidikan bukan berarti dia harus menjadi guru, menjadi pendidik tak hanya berarti menjadi guru, yang saya inginkan saya menjadi seorang pendidik dimanapun saya berada. Mendidik yang saya maksud pun bukan berarti mengajar jujur, saya tidak menyukai kata-kata 'mengajarkan seseorang’, kita ini sama-sama manusia, siapa kita untuk saling mengajari? Saa lbih suka kata-kata berbagi, dalam hidup ini kita saling berbagi untuk menambah pengetahuan dan pengalaman satu sama lain.
Kelak di masa depan saya, saya tidak terlalu berminat melanjutkan studi saya di bidang fisika, saya ingin kembali ke cita-cita awal saya, International Relation. Kemudian, mau dikemanakan ilmu-ilmu yang saya dapatkan di fisika ini? Hal ini akan saya jawab dengan sebuah pertanyaan lagi, apa salahnya menjadi seorang ambassador yang juga ahli fisika? Banyak orang-orang hebat di luar sana yang hidup tidak sesuai dengan bidang yang ia tekuni. Di jauh hari nanti, di masa yang akan datang nanti, saya sangat ingin menjadi seorang penulis, travelling keliling dunia sambil melakukan penelitian sendiri entah itu di bidang fisika atau apapun. Yang jelas saya ingin menciptakan sesuatu yang baru untuk dunia yang bisa membawa dunia ini jauh lebih baik dan saya menjadi salah satu alasannya. Kenapa saya terkesan bermimpi terlalu jauh? Satu hal lagi yang saya ingin saya bagi adalah perkataan dari seorang bernama Ashley Smith, 'Life is full of beauty. Notice it. Notice the bumble bee, the small chil, and the smiling faces. Smell the rain and feel the wind. Live your life to the fullest potential, and fight for your dreams.’
Semua hal yang saya ungkapkan di atas tentu saja hanya keinginan saya semata, mungkin sesuatu saat keinginan saya akan berubah atau Tuhan berkehendak lain. Satu hal yang pasti, saya menikmati berada di jurusan fisika ini, saya mendapatkan banyak hal tentang hidup dari fisika, meskipun saya masih baru di bidang ini, hati saya tersenyum ketika menekuninya. Meski banyak hal-hal yang kadang melemahkan tekad saya, saya percaya dengan keyakinan dan keinginan saya sendiri dan saya akan kembali bangun. Jadi apapun saya di masa depan, hal itu adalah salah satu bagian dari keinginan saya karena saya yakin, semua hal yang saya miliki sekarang pun berasal dari ketidak adaan. Oleh sebab itu, saya tidak ingin menghancurkan apa yang saya miliki dengan apa yang belum saya miliki karena apa yang belum saya miliki pun pada waktunya hanyalah sesuatu yang saya harapkan.
“You see things, and you say, ‘WHY?’ But I dream things that never were and I say ‘WHY NOT?’”
0 comments:
Post a Comment